Wisata ke Malang Wajib Cicipi Orem-Orem yang Jarang Ditemukan, Dijamin Bikin Nagih! - inews

 

Wisata ke Malang Wajib Cicipi Orem-Orem yang Jarang Ditemukan, Dijamin Bikin Nagih!

JAKARTA, iNews.id - Memilih liburan ke Malang belum lengkap tanpa mencicipi kuliner legendaris yang menggugah rasa. Salah satu yang wajib dicicipi adalah orem-orem yang berbahan dasar ketupat.

Makanan tradisional khas Malang ini barangkali tak semua orang mengetahui jika disebutkan makanan orem-orem. Ya kuliner tradisional khas Malang ini cukup jarang dijumpai di Kota Malang.

Baca Juga

Menikmati Kuliner Khas Sunda di Rumah Makan Gentong, Resto Legendaris di Jalur Mudik Selatan

Salah satu penjual orem-orem di kawasan Jalan Blitar Nomor 14 A, salah satu dari segelintir pedagang orem-orem yang masih tersisa di Kota Malang. Penjual orem-orem ini sudah berjualan sejak 1995 dirintis oleh ayah kandungnya.

"Sudah berjualan orem - orem sejak tahun 1995 saat itu ayah kandung saya yang mengawali jualan. Tahun 2000-an jualan itu saya teruskan," kata pemilik warung Orem - Orem Arema, Alex Suprapto (39).

Baca Juga

Cianjur Jadi Bagian Aglomerasi Jabodetabekjur, Intip Wisata Kuliner Legendarisnya!

Orem-Orem kata Alex, terdiri atas ketupat, tempe, bawang merah digoreng, taoge, dengan disiram kuah santan yang gurih manis. Namun yang membedakan dari makanan ini, ketupatnya berdimensi cukup besar sekitar 10 cm dan terdapat tempe yang menjadi khasnya Kota Malang.

"Ciri khasnya memang kalau di Malang, ketupatnya lebih besar, dibandingkan dengan daerah lain. Adanya di malang. Yang khas juga tempenya. Jadi yang disebut orem-orem itu ketupat dan tempenya," kata Alex kembali.

Baca Juga

Sensasi Menikmati Menu Ramadhan dengan Kuliner Khas Warisan Nusantara 

Menurut Alex, sehari - hari termasuk saat akhir pekan dia mampu menjual 200 porsi orem-orem. Untuk memenuhi kebutuhan 200 porsi tersebut Alex membutuhkan 30 ketupat besar dan lebih dari 30 ketupat kecil.

"Satu ketupat kecil bisa dipakai 4 sampai 5 porsi. Kalau ketupat besar bisa dipakai 10 porsi. Besar kecilnya ketupat tidak sama," kata dia.

Baca Juga

Menparekraf Dorong Kuliner Indonesia Masuk Pasar Global

Saat memasak ketupat memerlukan waktu setidaknya 7-8 jam supaya benar-benar matang hingga ke dalam. "Kalau masak ketupat jam 21.00 WIB malam ditinggal tidur paginya jam 05.00 WIB baru matang," tutur Alex.

Sedangkan untuk lauknya, pria yang beralamatkan di Jalan Candi 2 A, Karangbesuki, Sukun, Kota Malang ini memilih ayam potong dan telur ayam potong. "Jadi variasinya orem-orem biasa, orem-orem telur, dan orem-orem ayam. Yang paling diminati yang telur dan ayam," katanya.

Untuk ayamnya, setidaknya membutuhkan 70 potong, sedangkan untuk telurnya memerlukan 60-70 butir. Untuk tempenya Alex membutuhkan 5 stang tempe yang dipotong kecil-kecil.

Kini usaha kuliner warisan dari ayahnya itu berkembang. Jika dulu sang ayah awalnya berjualan keliling menggunakan gerobak menelusuri jalan-jalan seperti Jalan Jakarta, Jalan Surabaya, Jalan Sumbersari, hingga terjauh di Jalan MT Haryono, kawasan Dinoyo, yang menjadi area kampus-kampus perguruan tinggi ternama di Kota Malang.

"Dulu tahun 1995 masih menggunakan gerobak keliling hingga terjauh di Pasar Dinoyo. Saat itu Kota Malang masih sepi jarang ada mobil seperti sekarang," katanya.

Kemudian menjelang tahun 2000-an usaha sang ayah diteruskan oleh generasi kedua yakni dirinya sendiri dan menetap berjualan orem-orem di Jalan Blitar, hingga sekarang ini. Seiring perkembangan Kota Malang dan bertambahnya populasi serta banyaknya mahasiswa, orem-orem warisan ayahnya berkembang pula.

"Saat ini saya yang meneruskan. Tambah ramai karena kan Kota Malang juga berkembang, di sini juga banyak kampus-kampus. Dekat UM (Universitas Negeri Malang)," ujarnya.

Sementara itu, salah satu pengunjung, Riska Aprilia mengatakan, kuliner orem-orem merupakan asli Malang yang orang di daerah lain jarang tahu. Makanya ketika diajak oleh temannya makan orem-orem dia penasaran karena baru mendengar namanya kali ini.

"Diajakin teman makan di sini. Kan penasaran awalnya tapi lama-lama kok enak, akhirnya beberapa kali makan di sini, kebetulan juga dekat kosan dan rasanya itu enak, gurih," ujar Riska, mahasiswa UM.

Nah bagi Anda yang ingin menikmati kuliner tradisional asli Malang ini tak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Satu porsi orem-orem biasa dibanderol Rp8.000, sementara untuk orem-orem ditambah telur dan ayam, masing-masing dihargai Rp11.000 dan Rp12.000.

Jadi menunggu apa lagi, bila Anda berada di Kota Malang tak ada salahnya berkunjung ke warung orem-orem Arema yang buka setiap hari kecuali Jumat. Dibuka mulai pukul 10.00 WIB - 16.00 WIB.

Namun bersiap saja, jika 200 porsi orem-orem tersebut habis, tentu Anda harus dibuat kecewa karena kehabisan kuliner tradisional ini. So, bersiaplah datang lebih awal bila ingin mencicipi kuliner khas Malang ini.

Editor : Vien Dimyati

Follow Berita iNews di Google News

Komentar

Baca Juga

Terbaru

Opsi Media Informasi Group

Arenanews

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin

Opsitek