Ada yang Meninggal Usai Cabut Gigi Bungsu, Ini yang Penting Diketahui Pasien - kumparan

 

Ada yang Meninggal Usai Cabut Gigi Bungsu, Ini yang Penting Diketahui Pasien - kumparan

Viral sebuah unggahan video di media sosial yang menceritakan kisah memilukan yang menimpa perempuan asal Ngawi, Jawa Timur, yang meninggal dunia setelah melakukan pencabutan gigi bungsunya.

Gigi bungsu adalah gigi yang letaknya ada di paling belakang dari deretan gigi geraham. Seperti namanya, ini adalah gigi yang paling terakhir tumbuh, biasanya pada usia remaja atau dewasa.

Dokter gigi spesialis periodonsia lulusan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, drg. Dwi Wahyu Indrawati.M.Kes.Sp.Perio, menuturkan ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum orang dewasa melakukan pencabutan gigi bungsu.

"Pencabutan gigi bungsu pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan pencabutan gigi pada umumnya. Namun ada beberapa hal yang perlu diketahui sebelum melakukan pencabutan gigi bungsu," ujarnya kepada Basra, (8/5).

Dwi melanjutkan, hal pertama yang perlu diketahui adalah sebelum melakukan pencabutan gigi bungsu harus ada data medis kondisi fisik gigi bungsu. Ini bisa diketahui melalui foto rontgen, baik lokal maupun panoramik.

"Kenapa demikian? karena gigi bungsu secara klinis tidak bisa tampak secara maksimal. Biasanya hanya kelihatan sebagian. Bahkan ada yang kelihatan maksimal namun keberadaan akar gigi biasanya tidak sempurna, ada yang agak miring atau ada yang malah nyantol (tersangkut) dengan gigi di sebelahnya," terang Dwi.

Dwi juga menegaskan gigi bungsu yang akan dicabut harus bebas dari peradangan. Artinya, apabila sebelumnya ada infeksi maka infeksi tersebut harus dilakukan pengobatan terlebih dahulu.

"Jadi diobati dulu infeksinya sampai hilang," imbuhnya.

Ada pun tanda-tanda gigi bungsu tak mengalami infeksi yakni tidak ada peradangan atau kemerahan di sekitar gigi tersebut. Selanjutnya tidak ada keluhan rasa sakit dari pasien.

"Pasien dianastese sebelum dilakukan tindakan pencabutan gigi bungsu. Apakah ada rasa sakit atau nyeri yang spontan, atau pada saat dipakai makan ada rasa sakit. Itu yang harus ditanyakan dokter kepada pasien," tuturnya.

"Dokter juga harus lebih jeli mengulik informasi dari pasien. Apakah sebelum datang ke dokter gigi, pasien terlebih dulu mengkonsumsi obat anti nyeri. Terkadang pasien sudah tidak mengeluh sakit karena beberapa jam sebelumnya mengkonsumsi obat anti nyeri," imbuhnya.

Berikutnya harus diketahui pula riwayat kesehatan pasien apakah memiliki penyakit penyerta ataukah tidak. Hal penting yang perlu diketahui adalah kondisi tekanan darah pasien.

"Apakah pasien memiliki penyakit penyerta yang lain seperti diabetes melitus atau ada penyakit infeksi yang mungkin pernah diderita pasien. Ini dokter harus lebih cermat menanyakannya," tukasnya.

Dwi menuturkan sebagai seorang profesional, dokter gigi sebaiknya tidak lupa memberikan penjelasan sebaik-baiknya kepada pasien tentang tindakan medis yang akan dilakukannya. Misalnya risiko yang mungkin akan muncul setelah tindakan pencabutan gigi bungsu.

Kemudian apabila pasien tersebut memiliki penyakit penyerta harus ada pernyataan secara tertulis dari dokter yang menangani penyakit penyerta tersebut bahwa pasien yang bersangkutan bisa atau boleh menjalani operasi cabut gigi bungsu.

"Ibaratnya minta izin ya dan izin harus diberikan secara tertulis, artinya ada hitam di atas putih ya," tegasnya.

Dwi lantas mengungkapkan kondisi gigi bungsu apakah bisa dicabut ataukah tidak. Menurutnya, tindakan cabut gigi bungsu tidak perlu dilakukan selama tidak ada keluhan secara fisiologis, dan tidak ada komplikasi.

"Namun kalau sudah menimbulkan dampak, artinya sudah cukup mengganggu fungsi organ mulut dan telinga, misalnya susah membuka mulut karena ada bengkak, kemudian telinga terasa nyeri, maka perlu dilakukan tindakan," tandasnya.

Komentar

Baca Juga

Terbaru

Opsi Media Informasi Group

Arenanews

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin

Opsitek