Mengenal Prosedur Transplantasi Ginjal untuk Mengatasi Penyakit Ginjal Kronik
HaiBunda
Salah satu langkah yang cukup efektif untuk mengatasi masalah kesehatan penyakit ginjal kronik adalah dengan melakukan transplantasi ginjal.
Penyakit ginjal kronik saat ini masih menjadi masalah kesehatan dengan angka prevalensi 10 persen pada orang dewasa di Indonesia. Ginjal kronik yang tidak bisa diatasi dengan pengobatan dan diet rendah protein akan berakhir dengan gagal ginjal yang menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien.
Transplantasi ginjal merupakan terapi gagal ginjal yang dipercaya bisa mengatasi masalah akibat penurunan fungsi ginjal. Terapi ini disebutkan memiliki persen keberhasilan sebanyak 95 persen, Bunda.
“Transplantasi ginjal adalah terapi yang paling ideal karena bisa mengatasi permasalahan akibat penurunan fungsi ginjal, tidak seperti dialisis yang hanya dapat mengatasi sebagian masalah saja," ujar Prof. Dr. dr. Endang Susalit, Sp.PD, KGEH, Ketua Tim Transplantasi Ginjal Siloam Hospitals ASRI, dalam Grand Launching Kidney Transplant Siloam Hospitals Asri.
Untuk menjalani transplantasi ginjal, ada beberapa prosedur yang perlu Bunda perhatikan. Bagaimana prosedurnya? Simak berikut ini, ya, Bunda.
1. Pasien perlu memenuhi syarat
Tidak semua pasien penyakit ginjal kronik dapat menjalani transplantasi, Bunda. Salah satu syarat pasien yang bisa menjalani terapi ini adalah memiliki harapan hidup lebih dari 10 tahun.
"Orang itu masih punya harapan hidup lebih dari 10 tahun, tapi kadang-kadang ada negara yang memberikan kesempatan untuk mereka yang punya harapan hidup kurang lebih 5 tahun," tutur Dr. dr. Nur Rasyid, Ketua ASRI Urology Center (AUC).
"Kalau punya penyakit kanker dan penyakit sebagainya harapan hidupnya pendek, dia tidak berhak dan disarankan untuk cuci darah saja," sambungnya.
2. Mencari pendonor
Sebagian rumah sakit mungkin tidak bisa memberikan donor ginjal kepada pasien. Oleh karenanya, mereka perlu mencari pendonor sendiri yang cocok dengannya.
"Harus memenuhi syarat cocok antara penerima dan pendonor. Jika sudah mendapatkan pendonor organ (ginjal) dilakukan kembali pemeriksaan medis untuk melihat apakah organ tersebut layak atau tidak," ujarnya.
Lanjut baca halaman berikutnya untuk mengetahui prosedur lainnya, yuk, Bunda.
Bunda, yuk, download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga video 5 minuman penurun asam urat yang ada di bawah ini, ya, Bunda.
3. Mulai operasi transplantasi
Jika organ (ginjal) pendonor sudah dinyatakan layak untuk didonorkan kepada pasien, segera dilakukan tindakan operasi. Sebelum melakukan transplantasi, dokter membersihkan organ terlebih dahulu.
"Jadi, dalam operasinya, donor diambil dulu dibersihkan setelah bersih baru ditanam," kata Dr. Rasyid.
Proses operasi transplantasi ini diketahui bisa menghabiskan waktu kurang lebih selama 5 sampai 6 jam, lho.
4. Perawatan intensif
Setelah melakukan operasi, pasien masih perlu dirawat secara intensif di rumah sakit kurang lebih selama satu minggu. Setelah diperbolehkan pulang, layanan kesehatan akan mengedukasi pasien tentang bagaimana menjalani hidup sehat setelah melakukan transplantasi ginjal, Bunda
5. Rutin melakukan kontrol ke dokter
Meski potensi tidak merasakan kembali gejala sakit ginjal dan bisa hidup normal, bukan berarti pasien tersebut dinyatakan sembuh total. Oleh karenanya, mereka perlu melalukan pemeriksaan secara rutin.
Setelah melakukan transplantasi ginjal, pasien masih perlu memeriksa secara rutin ke dokter untuk memastikan kapan mereka bisa menjalankan aktivitas normal seperti biasa.
Nah, itulah beberapa prosedur yang perlu Bunda perhatikan ketika ingin melakukan transplantasi ginjal. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Komentar
Posting Komentar