Orang dengan Kondisi Ini Perlu Hindari Minum Air Kelapa - detik

 

Orang dengan Kondisi Ini Perlu Hindari Minum Air Kelapa

Jakarta

-

Air kelapa banyak dikonsumsi karena memiliki segudang nutrisi yang bermanfaat untuk tubuh. Biasanya, air kelapa yang terasa segar ini akan diminum ketika kondisi cuaca sedang panas.

Meski begitu, orang dengan kondisi tertentu, seperti pengidap gagal ginjal perlu menghindari minum air kelapa karena dapat memicu efek samping dan memperparah kondisi yang diidap.

"Jadi itu amat sangat tidak usah bagi pasien-pasien yang sudah gagal ginjal stadium 5, ataupun yang sudah mengalami dialisis, terutama air kelapa. Apalagi di udara panas begini kadang-kadang pasien yang cuci darah suka curi-curi minum air kelapa," kata spesialis penyakit dalam, dr Elisabet Sipayung, SpPD, saat siaran Radio Kesehatan bersama Kementerian Kesehatan RI di Instagram, Senin (22/7/2024).

Baca juga: Kebiasaan Minum Kopi seperti Ini Perlu Dihindari, Bisa Berdampak pada Ginjal

dr Elisabet mengatakan air kelapa memiliki kandungan kalium yang tinggi. Seseorang yang mengalami penyakit gagal ginjal tidak bisa mengolah kalium dengan baik.

Pada gilirannya, minum air kelapa bisa menyebabkan pengidap mengalami hiperkalemia atau kondisi kadar kalium di dalam tubuh terlalu tinggi. Hiperkalemia itu kemudian memicu aritmia atau detak jantung menjadi tidak teratur yang bisa memicu kematian mendadak.

"Jadi akibatnya dia sesak napas lagi, kaliumnya tinggi, dan perlu cuci darahnya lebih ekstra lagi ditambah. Kasian pasiennya karena pada keadaan sesak, kemudian jantungnya jadi debar-debar, akibat kalium yang tinggi, minum air kelapa kan segar ya," imbuhnya lagi.

Menurut dr Elisabet, air kelapa tidak berbahaya bagi orang yang memiliki ginjal sehat, bahkan boleh dikonsumsi setiap hari. Namun bagi pasien yang mengalami gagal ginjal atau cuci darah, air kelapa justru bisa memperparah kondisi pengidap.

"Sementara pasiennya cuma cuci darah 2 kali seminggu. Jadi ketika dia curi-curi minum air kelapa dari luar, kalium yang tinggi itu tidak bisa dikeluarkan dan akhirnya bersirkulasi terus di dalam tubuh, dan mengakibatkan pasien jantungnya jadi tidak bagus denyutnya atau aritminya," tuturnya lagi.

Baca juga: Produsen Bantah Roti Aoka Pakai Pengawet Kosmetik, Pedagang Tetap Terdampak

(suc/suc)

Baca Juga

Komentar

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Opsitek