Sapi Perah di Colorado AS Terinfeksi Flu Burung, Diduga Tulari Manusia | kumparan

 

Sapi Perah di Colorado AS Terinfeksi Flu Burung, Diduga Tulari Manusia | kumparan

icon-kumparanplus

Nikmati gratis baca kumparanPLUS di aplikasi

Colorado menjadi negara bagian AS kesembilan yang melaporkan kasus flu burung di peternakan sapi perah pada Jumat (26/4). Bahkan sapi tersebut sudah menulari manusia.

Departemen Pertanian AS memastikan sapi perah di Colorado dinyatakan positif H5N1, menyusul infeksi sebelumnya di Texas, Kansas, Michigan, Ohio, Idaho, New Mexico, North Carolina, dan South Dakota.

"Seorang pekerja pertanian di Texas, dipastikan mengidap flu burung dan menderita konjungtivitis dalam wabah saat ini setelah diduga terpapar dari sapi perah," demikian keterangan Departemen Pertanian AS dikutip dari Reuters, Sabtu (27/4).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan risiko kesehatan masyarakat secara keseluruhan saat ini rendah. Namun lebih tinggi bagi mereka yang terpapar hewan yang terinfeksi.

Anggota parlemen federal mendesak Presiden AS Joe Biden untuk lebih membendung penyebaran virus. Mereka juga meminta tes terhadap susu yang dihasilkan dari peternakan tersebut.

Analisis terhadap data Departemen Pertanian AS yang dilakukan oleh ilmuwan Universitas Arizona memberikan bukti baru bahwa wabah H5N1 pertama yang diketahui terjadi pada sapi perah memiliki jangkauan yang lebih luas. Hal ini bila dibandingkan 34 peternakan di sembilan negara bagian yang secara resmi dinyatakan positif.

"Menahan hal ini sebelum menyebar ke manusia sangatlah penting. Mengingat pelajaran yang didapat dari COVID, respons federal ini tidak cukup," kata Senator AS dari Partai Republik Mitt Romney dalam sebuah postingan di X.

Sementara pendapat berbeda disampaikan ahli lainnya.

"Virus yang menginfeksi manusia sangat berbeda dengan sampel virus flu burung yang diambil dari sapi terinfeksi yang dipublikasikan oleh pejabat pemerintah akhir pekan lalu," kata Dr. Michael Worobey, ahli biologi evolusi dari Universitas Arizona.

"Perbedaan antara urutan genetik virus pekerja dan 239 sampel lain yang diberikan menunjukkan bahwa “ini adalah epidemi yang sudah berlangsung lama dan tersebar luas,” katanya lagi kepada Reuters.

Komentar

Baca Juga

Terbaru

Opsi Media Informasi Group

Arenanews

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin

Opsitek