Ilmuwan Temukan Bakteri Vampire yang Mampu Pengaruhi Darah Manusia Hingga Sebabkan Kematian - Citizen6 Liputan6

 

Ilmuwan Temukan Bakteri Vampire yang Mampu Pengaruhi Darah Manusia Hingga Sebabkan Kematian - Citizen6 Liputan6

Riset ilmiah menunjukkan bahwa sejumlah bakteri memiliki potensi untuk menyebabkan infeksi berbahaya dalam peredaran darah manusia karena tertarik pada asam amino yang ada di dalam darah.

diperbarui 28 Apr 2024, 07:10 WIB

Diterbitkan 28 Apr 2024, 07:10 WIB

Liputan6.com, Jakarta Di balik cerita-cerita menyeramkan dalam novel klasik dan film horor, vampir bukanlah sekadar imajinasi. Mereka nyata, bahkan menyelinap di dalam tubuh manusia.

Penelitian terkini mengungkap bahwa sejumlah bakteri penyebab infeksi berbahaya dalam aliran darah ternyata tertarik pada cairan dalam tubuh manusia yang juga dikenal sebagai serum.

Ini mungkin karena darah manusia mengandung zat bernama asam amino L-serin yang menjadi sumber makanan bagi bakteri.

Ilmuwan yang mempelajari fenomena ini menyebutnya sebagai "vampirisme bakterial".

Berikut adalah penjelasan mengenai bakteri vampir yang dikutip dari livescience.com pada (22/4).    

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Bakteri Mirip Vampire di Tubuh Manusia

Penelitian ilmiah kini difokuskan pada tiga ragam bakteri yang lazimnya ada di dalam usus manusia, seperti Salmonella enterica, Escherichia coli, serta Citrobacter koseri.

Para peneliti menemukan bahwa ketiga ragam bakteri tersebut menunjukkan perilaku serupa dengan vampir saat terpapar oleh sampel serum manusia.

Ternyata, bakteri ini memperlihatkan ketertarikan terhadap L-serin.

Meskipun begitu, penemuan baru ini memperlihatkan bagaimana reaksi spesifik ini dapat membantu bakteri penyebab penyakit menyerang peredaran darah.

Bakteri Enterobacteriaceae

Keluarga Enterobacteriaceae sering dikaitkan dengan infeksi pada peredaran darah yang dapat menyebabkan sepsis atau toksin dalam darah.

Umumnya, darah bersih dari bakteri dan kuman lainnya sehingga jika bakteri berhasil memasuki aliran darah dapat menjadi permasalahan serius.

Sebagian besar bakteri dari keluarga Enterobacteriaceae ini hidup di dalam usus dan dapat merusak sistem kekebalan tubuh usus, seperti penyakit radang usus (IBD) yang meningkatkan risiko terhadap infeksi dalam aliran darah.    

Mengapa Bakteri Tersebut Menyukai Darah Manusia?

Hingga kini, para pakar masih belum sepenuhnya memahami alasan di balik ketertarikan bakteri ini pada darah manusia.

Oleh karena itu, memahami motif mereka yang serupa dengan Drakula bisa membantu membuka jalan menuju pengembangan terapi baru untuk infeksi aliran darah yang berpotensi fatal, kata peneliti dalam sebuah artikel yang diterbitkan di jurnal eLife.

"Dengan memahami bagaimana bakteri ini mendeteksi keberadaan darah, kita memiliki peluang untuk mengembangkan terapi baru yang dapat menghambat kemampuan mereka," kata Siena Glenn, penulis utama studi ini dan seorang mahasiswa pascadoktoral di Washington State University.

Dengan kata lain, obat-obatan semacam itu mungkin menjadi solusi untuk melawan bakteri vampir sebagaimana bawang putih dan salib digunakan untuk melawan vampir dalam kisah-kisah fiksi.

Menurut Glenn, penggunaan terapi semacam ini bisa meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan bagi individu yang menderita penyakit radang usus (IBD) dan berisiko tinggi terhadap infeksi aliran darah.    

Upaya Melawan Bakteri Vampir

Dalam percobaan ilmiahnya, Glenn dan rekan-rekannya menanamkan S. enterica, E. coli, dan C. koseri di dalam cawan petri.

Selanjutnya, mereka memperkenalkan serum manusia ke dalam wadah tersebut untuk mengilustrasikan bagaimana kemungkinan bakteri-bakteri ini masuk ke dalam aliran darah manusia saat terjadi pendarahan usus.

Dengan cepat, bakteri-bakteri tersebut menanggapi kehadiran serum dan bergerak menuju sumbernya dalam waktu kurang dari satu menit.

Molekul L-Serin

ketika diamati menggunakan mikroskop resolusi tinggi, tim menemukan bahwa bakteri Salmonella memiliki protein yang berinteraksi L-serin di dalam serum.

Protein yang disebut sebagai reseptor Tsr tersebut tersebar luas di seluruh keluarga Enterobacteriaceae.

L-Serin adalah sebuah senyawa kimia yang signifikan dalam darah dan dapat dideteksi oleh bakteri-bakteri tersebut.

Penelitian ini menarik karena mengindikasikan ketertarikan bakteri pada serum manusia, mungkin disebabkan oleh ketertarikan mereka pada molekul L-Serin yang umum dijumpai dalam serum," ungkap Navish Wadhwa, seorang asisten profesor di Departemen Fisika dan Pusat Biodesain untuk Mekanisme Evolusi di Universitas Negara Bagian Arizona.

Wadhwa menjelaskan bahwa meskipun minat bakteri terhadap L-Serin telah diobservasi sejak tahun 70an, penelitian ini memperluas pemahaman tentang interaksi bakteri dengan inangnya.

Temuan ini secara spesifik mengilustrasikan bagaimana kemampuan pengenalan tersebut dapat menarik bakteri ke dalam sirkulasi darah manusia.

Apa yang Dimaksud dengan Bakteri?

Berasal dari bahasa Latin, yaitu bacterium. Kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel disebut bakteri. Mereka tergolong dalam domain prokariota dan memiliki ukuran yang sangat kecil, yaitu mikroskopis.

Apa Saja Peranan Bakteri?

Bakteri yang ada di dalam tubuh manusia memberikan keuntungan yang besar dalam melawan infeksi, mendukung sistem kekebalan tubuh, menyediakan nutrisi, dan merangsang pergantian sel epitel. Mikroorganisme yang tinggal di dalam tubuh manusia dikenal sebagai flora mikroba normal.

Apa Perbedaan antara Virus dan Bakteri?

Mikroorganisme berupa bakteri merupakan entitas sel tunggal yang mampu bertahan hidup secara mandiri, baik dalam maupun di luar organisme. Sebaliknya, virus menimbulkan infeksi dengan menginvasi dan berkembang biak di dalam sel inang yang sehat. Identifikasi penyebab infeksi menjadi tantangan karena baik virus maupun bakteri dapat menghasilkan gejala yang serupa.

Bakteri Ada di Mana?

Bakteri tersebar luas di berbagai tempat di planet ini, seperti tanah, batu, laut, dan bahkan daerah yang tertutup salju. Sejumlah bakteri bahkan tinggal di dalam organisme lain, seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Sebagian dari mereka mendiami tanah atau benda-benda tumbuhan yang sudah mati, di mana peran mereka dalam siklus nutrisi sangatlah vital.

Apakah Infeksi Bakteri Berbahaya?

Infeksi bakteri harus dianggap serius karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang parah sehingga tidak boleh diremehkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Komentar

Baca Juga

Terbaru

Opsi Media Informasi Group

Arenanews

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsiin

Opsitek